Koto Tuo – Dalam rangka mendukung petani untuk tetap bertani dengan biaya yang hemat dan berproduksi secara optimal, Pemerintahan Nagari Koto Tuo Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung melalui Program Ketahanan Pangan PKTD Jagung Tahun 2023 mengadakan Praktek Pembuatan Biosaka di Lantai II Pustaka Nagari Koto Tuo, Kecamatan IV Nagari, Selasa dan Rabu 19 dan 20 September 2023 dengan menghadirkan Narasumber POPT-PHP BPP Kecamatan IV Nagari Kabupaten Sijunjung Meta Silvia Roza, S.P.
Pembuatan Biosaka ini dipraktekkan langsung oleh Narasumber Meta Silvia Roza, S.P dihadapan anggota PKTD Jagung Tahun 2023 sebanyak 34 Orang yang terdiri dari 13 Orang Keltan Si Merah dan 21 Orang Keltan Rangeh yang dimulai pada pukul 09.00 hingga 11.00 WIB. Dalam penyampaian materinya, Meta Silvia Roza, S.P menggabungkan pendekatan teori dan praktik dengan menggunakan contoh kasus nyata yang relevan dengan kondisi pertanian saat ini.
"Proses pembuatan Biosaka diawali dengan pemilihan minimal lima jenis rumput-rumputan atau dedaunan yang sehat, sempurna, tidak terkena penyakit, dan warna daun rata. Ambil agak ke pucuk/daun masih hijau, boleh diambil 2-4 daun dengan batangnya, untuk satu wadah dalam satu kali proses pembuatan, kandungannya adalah 5% bahan dan 95% air atau 2,5 ons rumput/dedauan dalam 5 liter air. Selanjutnya diremas sampai selesai, tidak berhenti, tidak sampai hancur batangnya, tangan tidak boleh diangkat, tetap di dalam air, dan tidak dapat berganti orang. Lakukan proses ini selama 15-20 menit. Kemudian pisahkan air dengan ampas bahan. Yang kita gunakan adalah airnya yang sudah bercampur dengan sari pati bahan dan dapat disimpan 3-7 hari di dalam wadah/botol bekas minum" ujar Meta dalam penyampaiannya kepada 34 Orang peserta yang hadir.
Selanjutnya Meta juga menjelaskan, pembuatan Biosaka dikatakan berhasil apabila mengeluarkan aroma yang wangi. Biosaka yang sempurna bisa disimpan hingga lima tahun. Cara pengaplikasian dapat dilakukan penyemprotan dengan nozzle kabut minimal 1 meter di atas pertanaman dan tidak boleh berulang. Untuk 1 hektar lahan cukup 2-4 tanki sprayer dengan dosis 4 ml untuk 1 liter air.
Kegiatan ini memiliki tujuan untuk memberikan informasi dan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep Biosaka kepada peserta, sehingga peserta dapat mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam praktik pertanian sehari-hari dan ketergantungan petani terhadap pupuk kimia dapat berkurang.
Kegiatan penyuluhan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab dan evaluasi, di mana peserta bertanya dan berbagi pengalaman mereka selama acara berlangsung. Mayoritas peserta merasa sangat terbantu dengan informasi yang diberikan dan merasa termotivasi untuk mengimplementasikan praktik-praktik pertanian berkelanjutan dalam aktivitas sehari-hari mereka.
Dengan pengetahuan yang diperoleh, diharapkan para petani di Nagari Koto Tuo dapat mengembangkan pertanian yang lebih produktif, berkelanjutan, dan ramah lingkungan, serta menjadi contoh inspiratif bagi Keltan lainnya. Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi pertanian di Nagari Koto Tuo kedepannya.